Bandar Lampung – Falsafah hidup masyarakat Lampung, Piil Pesenggiri, menjadi inspirasi Kombespol Efrizal, Direktur Intelkam Polda Lampung, dalam memperkuat sistem kerja kepolisian agar lebih humanis dan dekat dengan masyarakat.

Falsafah ini memiliki lima prinsip utama, yakni:

  1. Pi’il Pesenggiri (menjaga harga diri)
  2. Nemui Nyimah (ramah tamah dan murah hati)
  3. Nengah Nyappur (suka bergaul dan toleran)
  4. Sakai Sambayan (gotong royong dan tolong-menolong)
  5. Bejuluk Beadek (pemberian gelar atau identitas baru atas pencapaian)

Kombespol Efrizal, nilai-nilai tersebut bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga filosofi universal yang relevan dalam kehidupan modern, termasuk dalam dunia kepolisian.

“Pengamalan falsafah hidup orang Lampung dapat menjadi landasan pelayanan yang lebih humanis, berintegritas, serta dekat dengan masyarakat,” ujar Efrizal.

Penerapan nilai-nilai itu tampak dalam berbagai kegiatan yang digelar Polda Lampung. Pada momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 23 Agustus 2025 lalu, Efrizal bersama jajarannya mengadakan touring sekaligus bakti sosial dengan membagikan sembako dan bendera merah putih kepada masyarakat.

Kegiatan ini mencerminkan semangat Nemui Nyimah, Nengah Nyappur, dan Sakai Sambayan yang menekankan pentingnya kepedulian sosial.

Nilai falsafah Lampung juga tercermin dalam dinamika masyarakat. Pada aksi unjuk rasa 1 September 2025, mahasiswa dan elemen masyarakat menyampaikan aspirasi dengan cara bermartabat.

Mereka berdialog bersama Gubernur, Kapolda, Pangdam, Ketua DPRD, dan Forkopimda lainnya, sehingga aksi berjalan damai, kondusif, dan produktif. Hal ini menunjukkan budaya musyawarah dan penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal.

Kombespol Efrizal menegaskan, falsafah hidup ini harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda.

“Jika nilai-nilai luhur ini benar-benar dijadikan pegangan, bukan hanya aparat kepolisian yang akan bekerja lebih humanis, tetapi masyarakat Lampung juga akan hidup lebih rukun, aman, kondusif, dan sejahtera,” tutupnya.

*Penulis: Sandi Fernanda | Generasi Milenial Peduli Akses Lampung (GEMPAL)